Mobil Pintar yang dapat Mengemudi Sendiri
Tahun
1980-an sebuah film serial televisi Knight Rider menggugah imajinasi publik
dengan kemunculan mobil yang bisa berjalan sendiri tanpa pengemudi. Mobil
berteknologi tinggi dengan nama KITT ini bahkan bisa dipanggil kapan saja untuk
menjemput si pemilik mobil yang kepepet bahaya.
Dalam
kehidupan nyata, mobil pintar yang bisa mengendalikan dirinya sendiri kini
menjadi sebuah keniscayaan. Faktor keamanan dan sempitnya ruang perkotaan
menjadi salah satu alasan industri mobil dunia, salah satunya adalah ZF
Friedrichshafen AG dari Jerman, untuk terus mengembangkan fitur sistem kendali
otomatis.
Dari
sisi keamanan pengendara, sistem kendali otomatis ini mampu melindungi pengemudi
dari cedera jika terjadi kelalaian saat mengemudi. Pada pengetesan di sirkuit
ADAC Potsdam awal Juli lalu, ZF TRW memamerkan bagaimana sistem yang mereka
bangun, mulai dari pengereman, sistem kendali, kontrol bodi, dan sistem
kerangka (chassis) aktif
mampu bekerja sama pada keadaan darurat.
Pada
jarak tertentu, misalnya, ketika tiba-tiba ada orang menyeberang jalan,
otomatis mobil akan berhenti tanpa terbanting. Pengemudi juga diamankan dengan
sabuk yang bisa otomatis mengatur agar tubuh berada pada posisi nyaman, tidak
terbentur ke berbagai arah. Serangkaian sistem keamanan itu mereka sebut
sebagai sistem keamanan pasif dan aktif.
Sopir Otomatis
Dalam
kesempatan yang sama, ZF TRW juga memamerkan bagaimana dengan teknologi
pengemudi mobil bisa seperti pilot pesawat terbang. Dengan menekan beberapa
tombol otomatis, maka mobil akan mengantarkan penumpang ke tempat tujuan tanpa
pengemudi harus memegang setir.
Monica,
teknisi perempuan dari ZF TRW, membawa kompas keluar
sirkuit ADAC menuju jalan raya yang dilalui kendaraan dengan kecepatan tinggi.
Dengan mobil Opel Insigna, Monica mengemudikan kendaraan dengan kecapatan
hampir 80 kilometer per jam. Tiba-tiba ia melepaskan tangannya dari roda kemudi
setelah menekan tombol kendali otomatis.
Dengan
bantuan radar dan video kamera bersensor, mobil mampu membaca situasi lalu
lintas dan menggelinding tanpa kemudi manual. Mobil juga dilengkapi teknologi
kontrol jelajah yang bisa membantu mobil tetap berada di tengah lajur. Jadi,
misalnya, pengemudi mengantuk, maka mobil tidak akan terseok-seok keluar jalur.
Namun,
jangan khawatir, meski di depan sedang melaju kendaraan lain, mobil dengan
teknologi sensor 360 derajat ini memiliki kemampuan berpindah lajur secara
otomatis. "Namun, ini baru sebatas prototipe, kami belum memproduksinya
untuk pasar," kata Andrew Whydell dari bagian pengujian sistem kendali
otomatis ZF TRW.
Jika
digabungkan dengan teknologi sistem keamanan pasif dan aktif, ZF TRW berharap
mobil tersebut akan menjadi mobil dengan kendali otomatis yang paling lengkap.
Cukup dengan beberapa tombol, mobil akan melaju membawa penumpang dan otomatis
mengerem jika terjadi keadaan darurat. Namun,
ZF TRW belum berani melepas sistem kendali otomatis itu di pasaran. Menurut
Andrew, faktor etika dan hukum masih menjadi persoalan jika mobil benar-benar
bisa dikendalikan otomatis. "Jika terjadi apa-apa, siapa yang akan
bertanggung jawab? Pengemudi atau perusahaan yang mengembangkan teknologi
itu?" tuturnya.
Parkir Otomatis
Agar
mobil semakin lengkap, ZF TRW juga mengembangkan satu teknologi parkir
otomatis. Di sini, Kompas diajak untuk melihat kepintaran mobil VW
Golf yang telah dipasangi sistem kendali otomatis dan sensor parkir segala
arah.
Untuk
parkir, pengemudi tidak perlu bersusah payah di dalam mobil. Dengan sensor
pelacak, mobil bisa mencari lahan parkir yang kosong. Jika lahan parkir telah
ditemukan, pengemudi bisa keluar dari kendaraan lalu memerintahkan mobil untuk
parkir sendiri dengan alat kendali jarak jauh (remote control).
Alat
kendali jarak jauh ini bentuknya seperti jam tangan. Cukup dengan menekan
layar, maka mobil akan bergerak maju atau mundur. Mobil akan berhenti jika jari
tidak lagi menyentuh layar. Mobil juga dilengkapi dengan inovasi suspensi depan
yang mampu berputar dengan sudut maksimum 75 derajat. Teknologi ini dibutuhkan
agar mobil bisa bermanuver saat parkir di lahan sempit. Dengan
teknologi yang terus dikembangkan, bisa jadi di masa depan kita akan asyik
bersantai di dalam mobil tanpa kelelahan jika berkendara jarak jauh.
Sistem Keamanan
Otomatis
Sistem
keamanan ini menggabungkan berbagai komponen, baik mekanikal maupun elektrikal
yang ada pada mobil. Di Sirkuit ADAC Potsdam, Martin Mayer dari ZF TRW
menunjukkan bagaimana sistem keamanan yang mereka kembangkan mengintegrasikan
banyak komponen, seperti sistem kendali (steering), sistem pengereman, dan
kontrol aktif kinematik mobil.
Di
lintasan pertama, para teknisi menguji pengereman darurat otomatis, yaitu rem
akan bekerja secara otomatis jika mobil diperkirakan akan menabrak sesuatu,
seperti orang yang sedang menyeberang atau mobil lain di depannya. Fungsi rem
otomatis ini bisa bekerja tanpa tanpa pengemudi harus menginjak pedal rem. Teknologi
pengereman otomatis ini menggabungkan sistem kontrol stabilitas elektronik yang
berguna untuk memelankan kendaraan setelah memitigasi situasi darurat di
sekitarnya. Sejumlah data dari kondisi di sekitar mobil dipetakan oleh radar
dan video yang terpasang di bagian depan dan belakang mobil.
Untuk
melindungi pengendara, tidak hanya rem otomatis yang bekerja, tetapi juga
sistem kendali kendaraan. Pada kondisi kendaraan mulai selip, sistem pengereman
akan bekerja sama dengan sistem kendali kendaraan untuk menstabilkan mobil yang
tengah melaju kencang ketika direm mendadak. Semuanya berfungsi saat kendaraan
melaju di kecepatan minimal 40 kilometer per jam.
Di
dalam ruang kabin, pengendara dan penumpang lain diamankan dengan teknologi
sabuk pengaman yang bisa mengukur secara otomatis kekuatan empasan dan jarak
minimal benturan. Artinya, ketika mobil dalam kondisi terguncang, sabuk
pengaman akan berfungsi secara adaptif. Sabuk secara otomatis bisa mengencang,
tetapi tidak kaku agar tulang tidak patah akibat empasan.
Radar Kamera
Mayer
yang menjadi ketua tim pengujian tersebut mengatakan, semua sistem tersebut
bekerja serempak ketika radar dan kamera yang dipasang di depan mobil membaca
situasi darurat. Sistem juga bekerja pada mobil yang berjalan mundur.
"Penggabungan
data dari kamera dan radar dilakukan setiap 30-40 milidetik untuk membantu konfirmasi
ketika ada situasi yang membutuhkan kendali keamanan otomatis," kata
Mayer. Sistem keamanan terintegrasi semacam ini tidak hanya berguna melindungi
pengendara yang lepas kendali atau teralihkan perhatiannya saat mengemudi.
Sistem ini juga dirancang untuk melindungi pengendara yang tiba-tiba tidak
sadarkan diri karena buruknya kondisi kesehatan saat mengemudikan kendaraan.